
PEKANBARU, SIJORIPOST.COM – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan kunjungan kerja ke Riau. Jenderal bintang empat itu melakukan penanaman padi dan jagung di Kabupaten Siak. Tidak hanya itu, Gatot bahkan menyempatkan diri memberi kuliah umum di hadapan enam ribuan mahasiswa dan pelajar di Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), Rabu (5/4). Kuliah umum ini mengangkat tema ‘’Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri sebagai Modal Mewujudkan Indonesia Menjadi Bangsa Pemenang’’.
Gatot datang bersama rombongan menggunakan helikopter dari Siak. Bersamanya terlihat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Cucu Sumantri, Komandan Korem 031 Wirabima Brigjen TNI Abdul Karim, dan Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman. Kedatangan Gatot disambut histeris mahasiswa yang mengidolakannya. Sedangkan tuan rumah dari jajaran KAHMI Riau dan Rektor UIN Suska Prof Dr Munzir Hitami MA sudah menanti di bangku paling depan.
Sebelum kuliah umum dimulai, seperti biasa kegiatan diawali dengan pembacaan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan sambutan dari tuan rumah, yakni Presidium KAHMI Riau Muhammad Sahal dan Rektor UIN Suska Prof Dr Munzir Hitami MA.
“Kami sangat berterimakasih kepada Panglima TNI. Karena sudah menyempatkan hadir di tengah-tengah kami. Dengan harapan Bapak Panglima bisa memberikan ilmu yang bermanfaat bagi seluruh pelajar yang hadir termasuk juga kami,” ujar Munzir Hitami dalam sambutannya.
Sementara Gatot mengatakan, kalau saat ini ia berdiri di hadapan para generasi yang akan meneruskan bangsa ini. Dan itu membuatnya menjadi bersemangat.
“Pagi-pagi tadi, pukul 05.00 saya sudah berangkat dari rumah dan terbang ke sini,” ujar jebolan Akademi Militer 1982 itu.
Mengawali kuliah umumnya, Gatot menjabarkan beberapa hal yang harus diwaspadai dalam memasuki era global saat ini. Mulai dari kekurangan sumber energi (minyak bumi), pertumbuhan manusia yang begitu cepat hingga ancaman media sosial (medsos) yang perlu disikapi dengan bijak.
Saat ini dunia sedang terjadi kompetisi global. Di mana jauh sebelum ini, hal tersebut juga sudah ada dalam Teori Malthus (1798).