
PEKANBARU, SIJORIPOST.COM – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan kuliah umum di Universitas Islam Riau (UIR) di Kota Pekanbaru dalam acara temu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-nusantara.
Dalam paparannya, Kapolri menyampaikan materi tentang kebhinnekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Tantangan global. Dia memulai cerita dengan keadaan yang terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Saya pernah jadi Kapolda di Papua yang juga sering ribut antarorang Papua. Ribut antara orang Sorong dan Merauke. Orang Merauke bilang kalau tak ada mereka Indonesia tak pernah ada karena lagu dari Sabang sampai Merauke,” kata Tito di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa UIR, Pekanbaru, Jumat (3/3/2017).
Oleh karena itu dia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat unik. Jarang ada bangsa lain yang punya disparitas sangat tinggi seperti Indonesia yang punya beragam adat agama dan keturunan ras.
Akan tetapi bisa satu bangsa karena Bhinneka Tinggal Ika. Padahal, menurutnya, tidak gampang merawat kebhinekaan dan persatuan bangsa dan dirasakan sulit kalau dibanding bangsa lain yang homogen.
“Seperti rakyatnya Raja Salman yang homogen satu ras sama, bahasa dan kultur sama. Negara tetangga juga Singapura ada tiga ras yakni Tionghoa, Tamil, dan Melayu, tapi bangsa kita banyak. Padang sama Aceh saja berbeda, itu baru satu pulau,” ungkapnya.
Namun Indonesia bisa bersatu karena adanya satu kepentingan dan musuh bersama dimulai tahun 1928 saat Sumpah Pemuda. “Itu yang memulainya pemuda,” sebutnya.
“Pemuda adalah generasi penerus bangsa, yang tua-tua suatu saat akan lengser. Penerusnya adalah pemuda khususnya mahasiswa yang merupakan kalangan intelektual,” ungkapnya.
Kapolri datang ditemani Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri, Irjen Pol Boy Rafli Umar. Kapolri juga turut didampingi Gubernur Arsyadjuliandi Rachman dan Kapolda Riau, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.