
“Sejak semalam (Senin,red) kita bersama tim gabungan menelusuri titik-titik lokasi proyek pedestarian. Setelah kita telusuri, ada sebagian dari material proyek berupa kayu-kayu yang tertinggal di dalam parit. Kayu-kayu inilah yang menjadi salah satu penyebab tidak lancarnya aliran air dan menyebabkan banjir,” ujar Plt Kepala Dinas PU Bengkalis, Tajul Mudaris kepada wartawan, Selasa (24/1/17).
Dikatakan, material-material kayu ini digunakan oleh rekanan sebagai penyangga, karena pedestarian dibangun di atas parit dan sekaligus menjadi penutup parit. Ketika proyek selesai, entah karena lupa atau sengaja, material-material tersebut tidak dibuang. “Hasil penelusuran kita memang tidak di semua titik. Hanya titik-titik tertentu, tapi tetap berpotensi mengurangi kecepatan aliran air,” katanya.
Dari Senin hingga Selasa, tim gabungan sudah menuntaskan pekerjaan membuang material-material proyek yang tertinggal tersebut. Seperti
sepanjang Jalan Gatot Subroto – HOS Cokroaminoto, Jalan Tandun -perempatan Hang Tuah – Pattimura, dan Jalan Parit Bangkong.
“Memang setelah kita bersihkan, tingkat genangan air di sekitar kawasan tersebut mulai berkurang,” katanya lagi.
Hujan Gerimis
Sementara itu, sejak tadi malam hingga saat ini, kota Bengkalis dan sekitarnya masih diselimuti awan mendung serta diiringi hujan gerimis. Dengan intensitas hujan yang tidak begitu lebat, tampak genangan air di sejumlah tempat mulai turun. Beberapa toko yang pada hari Senin (23/1) tutup, pada hari Selasa terlihat beroperasi walau dengan kondisi lantai masih lembab dan air masih tergenang di halaman ruko