
PEKANBARU, SIJORIPOST.COM – Salah seorang pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru Tarmizi Ahmad menyebutkan, sudah empat tahun Kantor LAM Pekanbaru selesai dibangun, namun sampai saat ini belum juga bisa ditempati dan difungsikan oleh LAM untuk menjalankan roda organisasinya.
“Permasalahannya dulu katanya pemda belum membayar dana pembangunan kepada kontraktor, dan saat rapat ke kediaman wali kota 2014 lalu, Wali kota berjanji bahwa tidak ada masalah, semua akan dibayar pada 2014 itu,” kata Tarmizi yang juga merupakan anggota DPRD Kota Pekanbaru kepada Riau Pos, Ahad (16/4).
Dilanjutkan anggota Komisi I ini, dari 2014 sampai saat ini 2017 belum juga bisa difungsikan gedung LAM itu. Ia tidak tahu persis apa persoalan yang terjadi sehingga pemko masih belum juga menyerahkan gedung ini kepada LAM. “Sehingga sampai saat ini, tidak jelas. Tidak tahu mau dibawa kemana gedung LAM ini,” paparnya.
Bahkan, saat ini disebutkannya kondisi gedung LAM sudah parah, dan semakin parah, karena tidak difungsikan. Banjir saat hujan, dan di ruangan-ruangannya sudah menjadi sarang laba-laba. Selain itu banyak sisi yang rusak. “Ini karena tidak difungsikan,” ujarnya.
Ia mengimbau agar para pengurus LAM, mulai dari ketua LAM sampai pengurus yang lain bersama mengambil sikap. “Jangan sampai gedung LAM ini menjadi objek pertanyaan orang. Kita ni ibu kota provinsi loh, harusnya LAM kita jadi contoh, dan lebih baik dari semua persoalan dibanding dengan kabupaten/kota lainnya,” katanya.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, Tarmizi mengaku saat banyak orang bertanya kepadanya, selain sebagai pengurus LAM, dan juga anggota DPRD, ia tidak bisa menjawab pertanyaan orang soal gedung LAM Pekanbaru itu. “Karena kita tidak pernah diberi penjelasan, tidak pernah dibawa rapat, padahal kita anggota. Sementara kami punya ketua, fungsinya pun tidak jalan sampai ke bawah,” tegasnya lagi.
Oleh karena itu, Tarmizi juga mengajak dan mengimbau kepada pengurus LAM lainnya untuk dapat berkumpul dan rapat membahas soal nasib gedung LAM ini. “Kalau dibilang tak ada anggaran, gedung LAM itu dianggarkan setiap tahun, jadi 2017 ini kita berharap masalah LAM selesai, “ harapnya.
Disebutkannya juga, dirinya malu mengenai kondisi Gedung LAM ini. “Sebagai orang Melayu tentu kita malu melihatnya, di tanah Melayu, tapi gedung LAMnya tak berfungsi,” tukasnya.