PEKANBARU, SIJORIPOST.COM – Kawasan Kecamatan Payung Sekaki hampir setiap tahun menjadi langganan temuan kasus DBD tertinggi di Kota Pekanbaru. Bahkan pada tahun lalu, hampir setiap pekan sepanjang tahun kawasan ini menempati urutan teratas sebagai Kecamatan dengan kasus DBD tertinggi. Namun, tahun ini kasus DBD jauh menurun, bahkan hampir menjadi yang terendah diantara 12 kecamatan.
Kendati kasus DBD turun jauh, warga diminta tetap waspada dan tidak lengah. Agar angka kasus DBD di Kecamatan tersebut terus dapat ditekan. Camat Payung Sekaki Zarman Candra menyebutkan, semua pihak harus ambil bagian dalam pencegahan DBD di wilayahnya. Apalagi tidak jarang penderita DBD berakhir dengan kematian. Camat meminta warga makin waspada, karena topografi wilayah itu memang rawan jadi tempat berkembang-biaknya nyamuk.
’’Alhamdulillah angka DBD jauh berkurang, tapi warga kami minta tidak terlena. Tipikal topologi Payung Sekaki dataran rendah dan banyak lokasi bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Maka warga dihimbau Tetap laksanakan program pencegahan sesuai edaran Walikota lewat Dinas Kesehatan, serta laksanakan pencegahan seperti yang terus kami sosilisasikan di berbagai kesempatan,’’ kata Zarman
Sesuai edaran terakhir dari Dinkes, kata Zarman, saat ini pihaknya sedang aktif membina kader jumantik dan membentuk lavitrap. Bersama Puskemas dan Posyandu setempat, menggiring warga agar secara mandiri mengantisipasi perkembangnya nyamuk penyebab DBD. Dirinya juga berharap, warga dapat mempraktekkan secara benar dan konsisten program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Zarman menyebutkan, hasil pencegahan DBD tahun ini di Payung Sekaki harusnya maksimal.
’’Karena kalau dulu di Payung Sekaki cuma ada 4 Lurah, sekarang jadi 7 pasca pemekaran. Artinya lebih banyak aparat yang dekat dengan warga untuk mengajak mereka bersama-sama bergotong royong dan membersihkan lingkungan,’’ terangnya.
Zarman juga berharap orang tua berperan aktif menjaga keluarga dan anak-anaknya dari DBD. Tidak hanya di rumah tapi juga sampai lingkungan tempat anak-anak mereka beraktivitas. Dirinya juga berharap, lewat himbauan ke sekolah-sekolah yang sudah dilakukan, para guru juga dapat berperan aktif. Bisa lewat gotong royong dan juga lewat edukasi gaya hidup sehat kepada siswa di Kecamatan Payung Sekaki. Hal ini sangat efektif dalam pencegahan DBD ketika pihak Kecamatan, kata Candra, terus melakukan upaya perbaikan drainase tersendat dan memaksimalkan kader Jumantik di kawasan tersebut.
Laporan terakhir Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, pada pekan ke-12 tahun ini, korban DBD mencapai 186 kasus. Korban DBD tertinggi terdapat di Kecamatan Bukit Raya dengan 40 kasus, disusul Tampan 29 kasus, Marpoyan Damai 27 kasus. Payung Sekaki yang tahun lalu berada di puncak hanya terdapat 18 kasus.
DBD juga ditemukan di Rumbai Pesisir 15 kasus, Limapuluh 10 kasus, Rumbai dan Pekanbaru Kota 8 kasus, Senapelan 7 kasus dan Sukajadi 4 kasus.