
PEKANBARU, SIJORIPOST.COM – Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita ) Riau mendukung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengembangkan wisata sejarah. Mengingat Riau khususnya Pekanbaru punya banyak destinasi sejarah yang memikat.
Hal tersebut disampaikan Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah. “Pengembangan wisata sejarah sejalan dengan Wacana Gubernur Riau mengembangkan Kota Heritage atau warisan sejarah. Seperti yang ada di Melaka, Malaysia,” sebut Dede.
Untuk itu Dede mengajak kawan-kawan travel agen juga ikut menjadikan destinasi sejarah dalam paketnya. “Kita mengajak kawan-kawan travel agen yang memiliki paket inbound ke Riau khususnya Pekanbaru memasukkan ini jadi destjnasi,” jelasnya.
Dede menjelaskan wisata sejarah bisa berjalan kaki menyisiri kota lama sambil mendengarkan cerita sejarah kota Pekanbaru bersama guide lokal. Durasi lebih kurang 2 jam dengan jarak lebih kurang 3 km. “Meeting point rumah Singgah Sultan Siak, yg berada di bawah jembatan siak III,” kata Dede.
Kemudian dilanjutkan ke terminal lama pekanbaru, terminal ini menjadi tempat singgah kendaraan dari dan ke Pekanbaru pada tahun 1960 an.sampai 1970 an.
Rumah singgah sultan Siak, rumah ini berdiri akhir tahun 1890- an dan pernah direstorasi pada tahun 1928. Sultan Siak singgah ke rumah ini pada saat datang ke kota Pekanbaru.
Kemudian Rumah tenun kampung bandar, di rumah tenun ini, terdapat 3 atbm/ alat tenun bukan mesin yg setiap hari berkerja membuat tenun, ada dua orang pegawai di rumah yg sudah berdiri pada tahun 1890 an akhir. “Dari rumah tenun, kita melewati tepi Sungai Siak, melihat rumah-rumah tua dari kayu yg sudah ada sejak tahun 1890 an,” tambah Dede.
Kemudian akan melewati gudang garam, berjalan melewati ruko ruko tua yang sudah ada sejak tahun 1940, di antara ruko ini adalah ruko kedai milik kimteng, salah satu famous coffee shop at town.
Dari ruko tua, diteruskan menuju pelabuhan tua pelindo yg berada di tepi Sungai Siak, di pelabuhan ini terdapat tugu nol km Kota Pekanbaru, rumah tua Syahbandar dan pelabuhan yg sudah ada sejak tahun 1920.
Dari pelabuhan, menuju istana singgah rumah menginap sultan saat berada di pekanbaru, rumah ini berarsitektur indische , arsitektur belanda, tahun 1900 an awal.
“Tujuan akhir adalah komplek pekuburan bukit, melihat kuburan pendiri pekanbaru, melewati hashim straat, jalan kecil disamping mesjid raya, penamaan jalan ini diberikan oleh Sultan Syarif Kasim II, sultan siak terakhir,” tambah Dede.
Penutup perjalanan berkunjung ke Roti Senapelan, pabrik roti yang ada sejak tahun 1960 an, mencicipi roti kelapa, roti kacang merah, roti ini roti buatan tangan, ditutup dengan ngopi bersama di kedai koi segar, menikmati salah satu kedai kopi tua Pekanbaru, dengan meja2 pualam yg diimpor dari singapura pada tahun 1960 an.